Aula SMK Negeri 1 Marisa Kabupaten Pohuwato ramai tidak seperti biasanya. Ratusan guru, kepala dari jenjang Paud, SD, SMP, SMA dan SMK dari 6 kabupaten di Provinsi Gorontalo tumpah ruah dalam perhelatan Festival Lokal Belajar.Id se Provinsi Gorontalo yang digelar oleh BPMP Provinsi Gorontalo bersama Refo Indonesia.
Kegiatan yang di buka secara resmi oleh Bapak Bupati Pohuwato ini menjadi ajang bagi bapak/ibu guru dan pengawas untuk saling berbagi praktik baik tentang bagaimana pembelajaran berbasis teknologi dengan memanfaatkan akun belajar.id dan Google Workspace For Education. Tidak hanya itu, dalam kegiatan ini merupakan puncak pengumuman pemenang daerah dengan akun aktivasi tertinggi beserta apresiasi kepada guru yang telah berinovasi dalam proses pembelajaran.
Alhamdulillah dalam kesempatan tersebut, saya diberikan kesempatan sebagai fasilitator bersama rekan Duta Teknologi Provinsi Gorontalo untuk berbagi praktik baik pembelajaran yang saya lakukan dengan memanfaatkan Google Form. Pemaparan saya awali dengan pertanyaan pemantik terkait logo Google form untuk selanjutnya ditanyakan seberapa jauh peserta memanfaatkan aplikasi tersebut. Mendengar saya mengucapkan pembelajaran dengan berpetualang memanfaatkan Google form membuat mind blowing peserta. Karena sejatinya mereka hanya beranggapan bahwa aplikasi tersebut hanya cocok digunakan untuk asesmen saja.
Setelah berhasil mendapatkan perhatian dari peserta, pemaparan dilanjutkan dengan menceritakan latar belakang mulai dari suasana, tantangan yang dihadapi hingga munculnya ide besar pembelajaran tersebut. Tak hanya itu aksi yang dilakukan pun disampaikan secara detail agar peserta dapat memahami alur pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut. Diakhir pemaparan disampaikan hasil refleksi dari kegiatan tersebut bahwa pembelajaran menjadi lebih bermakna jika murid dilibatkan secara aktif dan pertimbangan penggunaan teknologi dalam pembelajaran harus benar-benar mampu membelajarkan.
Kegiatan berlanjut dengan pemaparan dan pengumuman apresiasi lomba festival belajar.id yang sudah digelar beberapa minggu sebelumnya. Dalam penutupan, Bapak Rudi Syaifullah selalu kepala BPMP Provinsi Gorontalo menyampaikan bahwa pendidikan merupakan amalan akhirat, semoga kita tetap ikhlas dalam menjalaninya sehingga yang dilakukan saat ini mampu membawa kita ke surga nantinya.
Sejauh apapun kamu terbang berbagi dan berkolaborasi, jangan lupa dengan lingkungan terdekatmu. Perubahan yang kamu lakukan akan lebih massive jika lingkungan sekitarmu juga ikut bergerak beriringan melakukan perubahan tersebut.
Kegiatan kali ini dilaksanakan di Komunitas Belajar Bebelak SMP Negeri 2 Dulupi. Kegiatan yang dilaksanakan sebagai agenda rutin dari kombel tersebut membahas topik bagaimana seharusnya pembelajaran itu mampu memenuhi kebutuhan belajar murid yang merupakan bagian dari 5 kebutuhan dasar manusia.
Terkait dengan topik besar yang diambil, saya membagikan praktik baik saya dalam pembelajaran dengan berbasis teknologi yakni pemanfaatan Portal Merdeka Mengajar sebagai sumber referensi dalam melaksanakan pembelajaran sesuai apa yang diharapkan dalam kurikulum merdeka. Dan hal ini menjadi bagian dari persiapan dari aksi nyata yang saya lakukan.
Dalam praktik dan implementasinya, Quizizz saya manfaatkan sebagai media untuk melaksanakan asesmen diagnostik kognitif dengan pertimbangan ingin menumbuhkan suasana yang seru dalam proses pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran yang dipilih yakni Games Based Learning. Hal ini saya sampaikan kepada rekan guru sekaligus menanyakan pengalaman mereka terkait penggunaan quizizz. Apakah mereka pernah menggunakan secara aktif atau hanya sebagai peserta (siswa) dalam kegiatan pelatihan-pelatihan. Hal ini menjadi dasar bagi saya untuk membawa para peserta merefleksikan pengalamannya terkait Quizizz.
Pemaparan praktik baik dilanjutkan hingga sesi diskusi terkait praktik baik yang disampaikan. "Kalo boleh pak, kita diajak belajar untuk menggunakan Quizizz ini dalam pembelajaran" pesan yang disampaikan oleh Marwan Datau selaku Wakil Kepala Sekolah.
Ketika dayung bersambut, maka pantang bersandar sebelum tujuan tercapai. Semoga respon baik ini akan membawa perubahan yang lebih baik terkait peningkatan kompetensi TIK bagi guru sebagai bekal mereka dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
Puncak dari belajar adalah berbagi dan berkolaborasi. Dalam berbagi dan berkolaborasi harus disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan yang dimiliki peserta. Tujuannya apa? Jelas agar peserta mampu mengikuti dan memahami apa yang disampaikan, dan yang terpenting mereka tergugah untuk mau menerapkan pemahaman yang diterima serta tumbuh rasa efikasi pada dirinya. Hal ini menjadi penting agar terjadi keberlanjutan dari setiap apa yang telah kita lakukan.
Kegiatan Motiayo kali ini berlokasi di SMP Negeri 5 Satu Atap Botumoito. Salah satu sekolah yang berada di Kabupaten Boalemo yang sedang berjuang agar tumbuh ekosistem belajar di sekolahnya. Dalam kesempatan kali ini, saya diajak berkolaborasi bersama Guru Garis Depan disana untuk bisa menunjukkan praktik baik pembelajaran yang telah saya lakukan yang bisa di amati, ditiru dan dimodifikasi oleh rekan-rekan gurunya.
Berdasarkan cerita yang didapat sebelumnya, maka saya memilih menyampaikan praktik baik pembelajaran berbasis teknologi yang sederhana dengan harapan mereka tertarik dan mudah mengikuti alur dari kegiatannya. Quizziz, Wayang Orang dan Lisdom : Bermain dalam Pembelajaran Diferensiasi.
Praktik baik pembelajaran berbasis teknologi ini memanfaatkan aplikasi quizizz, yang user friendly karena fitur dan cara penggunaannya terbilang mudah diterapkan oleh guru meskipun memiliki kemampuan teknologi yang terbatas. Diawal penyampaian, saya menyampaikan kondisi awal murid saya di kelas serta gambaran pelaksanaan pembelajaran yang saya lakukan. Tidak hanya itu, saya langsung menerapkan aplikasi quizziz tersebut kepada peserta untuk memancing rasa penasaran mereka dan memberikan pengalaman langsung bagi mereka sebelum diterapkan kepada muridnya.
Tidak hanya itu, dalam penyampaian juga dijelaskan alur pembelajaran yang saya laksanakan. Mulai dari kegiatan papan emoji untuk mengetahui perasaan murid di awal pembelajaran serta asesmen kognitif dengan memanfaatkan quizizz tersebut. Kegiatan pun dilanjutkan dengan pemaparan secara detail apa saja yang saya lakukan dan penggunaan permainan tradisional yang biasa dilaksanakan murid untuk melaksanakan asesmen formatif dalam pembelajaran.
Untuk memastikan dan memberikan gambaran secara utuh terkait praktik baik pembelajaran berbasis teknologi yang saya laksanakan, maka ditampilkan video berikut :
Dari kegiatan tersebut, peserta diajak untuk praktik bagaimana membuat asesmen dengan menggunakan Quizizz sebagai bekal mereka dalam proses pembelajaran. "Ternyata mudah ya pak" kalimat yang diucapkan oleh salah satu peserta.Ibu Merlan pun menyampaikan bahwa hal ini memudahkan dirinya untuk menganalisis jawaban murid.
Semoga dengan pemilihan yang tepat apa yang ingin disampaikan, mampu menumbuhkan efikasi dalam diri peserta, yang muaranya akan berdampak pada murid.
Gerakan Motiayo atau dalam Bahasa Indonesia yang berarti mengajak bekerjasama dalam berbagi dan berkolaborasi untuk Menguatkan Ekosistem Digital Pendidikan dengan Berbagi dan Berkolaborasi untuk Wujudkan Merdeka Belajar berakhir pada tanggal 25 Oktober 2023, tapi hal ini bukan berarti berakhir juga kegiatan berbagi dan berkolaborasi bersama rekan-rekan guru hebat terkait praktik baik pembelajaran yang dilakukan dalam pemanfaatan platform teknologi yang telah disediakan oleh pemerintah. Hal ini sejalan dengan kalimat yang disampaikan pada awal kegiatan ini.
"Guru yang berhenti belajar, sejatinya ia telah berhenti menjadi guru"
Berikut paktik baik terkait pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran yang mewujudkan merdeka belajar yang telah dilaksanakan :
1. Quizizz, Wayang Orang dan Lisdom : Bermain dalam Pembelajaran Diferensiasi
Pembelajaran sejatinya harus menyesuaikan dengan kebutuhan belajar murid. Murid sebagai pribadi yang unik dengan segala potensinya harus harus didekati, didengar, dan diapresiasi semua harapan dan aspirasinya secara komprehensif, mengingat mereka adalah tokoh utama dalam proses pembelajaran yang dilangsungkan.
Sebagai pendidik kita harus berpikir bahwa murid merupakan sosok yang mempunyai potensi dan kemampuan agar mereka mendapatkan kesempatan yang sama dalam mengeksplor dan mengembangkan potensinya.Kodrat anak adalah bermain. Berpegang pada pemahaman tersebut pembelajaran di kelas dapat dilaksanakan dengan pendekatan bermain sesuai dengan model pembelajaran games based learning .........(Selengkapnya)
2. Berpetualang menjadi askar persamaan kuadrat sebagai bentuk pembelajaran diferensiasi
Pendidikan merupakan wadah terjadinya interaksi pengajaran yang bertujuan untuk memfasilitasi peserta didik untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatannya serta menjadi manusia merdeka yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman anak. Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang menyediakan lingkungan belajar bagi anak untuk mengembangkan kodratnya serta dapat memenuhi kebutuhan belajarnya. Hal tersebut sesuai dengan fakta bahwa peserta didik memiliki keragaman dengan keunikan, kekuatan dan kebutuhannya masing-masing.
Dalam dunia pendidikan, tidak asing lagi jika pelajaran matematika menjadi pelajaran yang kurang diminati oleh peserta didik. Mindset anak yang beranggapan bahwa pelajaran matematika sulit serta proses pembelajaran yang tidak bervariatif menambah keyakinan peserta didik untuk kurang berminat terhadap pelajaran matematika. Selain itu, kurangnya perhatian guru terhadap kesiapan peserta didik menerima materi yang akan dipelajari semakin menambah kompleksitas permasalahan dalam pembelajaran matematika. Tidak hanya itu kebutuhan murid yang tidak terpenuhi selama proses pembelajaran matematika misalnya terkait gaya belajarnya mengakibatkan anak cenderung cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran...... (selengkapnya)
Tidak hanya itu, kegiatan berbagi juga disebar melalui media sosial yang dimiliki, misalnya bagaimana memanfaatkan Google Jamboard yang dapat digunakan sebagai media bagi pendidik dan murid untuk melakukan refleksi pembelajaran, seperti pada video berikut :
Pembelajaran sejatinya harus menyesuaikan dengan kebutuhan belajar murid. Murid sebagai pribadi yang unik dengan segala potensinya harus harus didekati, didengar, dan diapresiasi semua harapan dan aspirasinya secara komprehensif, mengingat mereka adalah tokoh utama dalam proses pembelajaran yang dilangsungkan.
Sebagai pendidik kita harus berpikir bahwa murid merupakan sosok yang mempunyai potensi dan kemampuan agar mereka mendapatkan kesempatan yang sama dalam mengeksplor dan mengembangkan potensinya.Kodrat anak adalah bermain. Berpegang pada pemahaman tersebut pembelajaran di kelas dapat dilaksanakan dengan pendekatan bermain sesuai dengan model pembelajaran games based learning.
Berikut praktik baik yang telah saya laksanakan terkait hal tersebut. Quizziz, Wayang Orang dan Lisdom, Bermain dalam Pembelajaran Diferensiasi.
Pemahaman siswa mengenai konsep bilangan bulat beserta operasi aritmetikanya merupakan pondasi dasar yang penting bagi murid untuk mempelajari materi-materi berikutnya dalam pembelajaran matematika. materi ini merupakan prasyarat utama dalam pembelajaran matematika.Ketika strategi pembelajaran dalam materi ini kurang berhasil, maka bisa dipastikan murid akan kesulitan menyelesaikan permasalahan matematika yang ditemui kedepannya selain juga respon siswa dalam pembelajaran yang terlihat acuh karena kurang menariknya strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
Pembelajaran ini berfokus pada upaya melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kodrat anak, yakni bermain dengan menyisipkan konsep dan materi yang telah dipelajari sebelumnya. Hal ini berdasarkan pada hasil survey terhadap gaya belajar murid yang telah dilakukan sebelumnya.
Pembelajaran dimulai dengan melakukan kegiatan rutin. Selain itu juga guru mengecek kesiapan murid baik dari segi psikis dan materi prasyarat sebelum memulai pembelajaran. Pada sisi psikis, guru menyediakan papan emoji yang nantinya akan digunakan oleh murid untuk mengekspresikan perasaan mereka saat ini. Hal ini menjadi penting bagi murid untuk bisa menumbuhkan kesadaran diri mereka serta menjadi bahan bagi guru untuk menyesuaikan tindakan yang dilakukan kepada murid.
Pada segi materi, guru menggunakan aplikasi Quizizz untuk melaksanakan asesmen diagnostik kognitif. Pemilihan aplikasi ini berdasarkan pada bentuk pelaksanaannya yang cenderung terkesan sebagai permainan bagi murid dibandingkan sebagai suatu tes, sementara bagi guru fitur dalam aplikasi ini memberikan kemudahan dalam memetakan murid berdasarkan tingkat pemahamannya secara otomatis dan realtime.selanjutnya, disampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran hari ini.
Kegiatan inti pembelajaran diawali dengan memberikan pertanyaan pemantik terkait naiknya suhu udara dari suatu kota. murid-murid menebak suhu akhir dari kota tersebut. dari pertanyaan tersebut saya ajak murid-murid untuk menginvestigasi jawabannya. Sebagai panduan dalam mengisvestigasi jawabannya, guru menyediakan lembar kerja dimana didalamnya terdapat aktivitas yang mengakomodir kebutuhan gaya belajar murid dan dikerjakan secara berkelompok berdasarkan kategori pemahaman anggotanya yang dibagi secara merata.
Murid dengan pemahaman yang tinggi, ditugaskan sebagai tutor sebaya, ketika mengalami kesulitan mereka menerapkan sistem three ask yakni bertanya kepada teman sesama tutor sebelum bertanya kepada guru. Untuk murid dengan pemahaman sedang, guru menyediakan LMS dan kegiatan Wayang Orang untuk membantu mereka memahami materi yang dipelajari.
Murid dengan gaya belajar auditory dan visual, akan mengamati video yang disematkan dalam LMS sementara murid kinestetik akan lebih aktif berperan sebagai wayang orang dalam menyelesaikan lembar kerja, kegiatan ini juga termasuk upaya bagi guru dalam menerapkan unsur permainan dalam pembelajarannya. Sementara untuk siswa dengan pemahaman yang rendah, guru wajib mendampingi mereka secara intensif. Pada tahap berikutnya, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.
Setelah kegiatan dalam kelompok selesai, guru melaksanakan assesmen formatif dengan bermain “Lisdom”. Lisdom disini merupakan permainan sejenis ular naga yang sering dimainkan oleh murid pada masa kecil mereka. Modifikasi yang dilakukan, murid berperan sebagai bilangan yang sudah ditentukan oleh guru, selanjutnya guru akan menyebutkan bilangan dan operasi penjumlahan yang harus diselesaikan dimana cara menjawabnya dengan memilih teman yang sesuai untuk terus membentuk ular naga.Kegiatan ini dilakukan dengan rentang waktu yang sudah ditentukan. Dari kegiatan ini, guru akan mendapatkan gambaran keberhasilannya dalam proses pembelajaran yang dilakukan, sementara murid merasa bahagia tanpa menyadari assesmen yang dilakukan.
Pada kegiatan penutup, guru dan siswa membuat kesimpulan dan merefleksikan proses pembelajaran yang telah dilalui hari ini. Tercapainya pembelajaran hari ini terlihat ketika murid memaparkan hasil diskusi dan hasil assesmen formatif.
Diferensiasi yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran kali ini, yakni Diferensiasi Konten, murid akan memilih sumber belajar sesuai dengan preferensi gaya belajarnya masing-masing, baik melalui LMS, Video Pembelajaran maupun simulasi wayang orang. Yang kedua Diferensiasi Proses, setiap murid akan berkolaborasi dalam kelompoknya masing-masing sesuai dengan perannya berdasarkan kategori tingkat pemahamannya.
Pembelajaran yang saya dapat dari kegiatan ini, bahwa menarik minat dan antusiasme murid dalam pembelajaran dapat dilaksanakan dengan mudah ketika guru melaksanakan strategi pembelajaran yang tepat sesuai kebutuhan murid dan kodrat mereka, salah satunya dengan model games based learning. Pembelajaran akan lebih bermakna bagi murid, jika mereka dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajarannya.
Penerapan teknologi dalam proses pembelajaran memberikan pengalaman baru bagi murid, dan hal ini sebagai salah satu upaya menyesuaikan pembelajaran dengan kodrat zaman anak.
Demikian praktik bagi pembelajaran berbasis teknologi dengan model games based learning yang telah saya laksanakan. Semoga bermanfaat dan menginspirasi.
Berikut video dari pelaksanaan praktik baik tersebut :
SMP Negeri 6 Satu Atap Botumoito, sekolah yang berada di kawasan pantai Bolihutuo ini menjadi salah satu satuan pendidikan pelaksanaan kegiatan Motiayo atau yang dalam bahasa indonesia artinya memanggil untuk bekerjasama. Ya, kegiatan yang dilaksanakan ini memang bertujuan untuk mengajak guru-guru di sekolah tersebut mari berjalan beriringan meningkatkan kompetensinya sebagai guru dengan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran mereka. Hal ini selaras dengan kurikulum merdeka yang mengharuskan guru menerapkan strategi pembelajaran yang memenuhi kebutuhan belajar muridnya maupun kodrat alam dan zaman yang dilalui murid-muridnya.
Kegiatan yang dibuka oleh Ibu Hasna Nusi, selaku kepala sekolah ini diawali dengan refleksi pemahaman guru terkait pembelajaran dan kurikulum merdeka itu sendiri. Hal ini sesuai dengan prinsip andragogi yang harus diterapkan dalam kegiatan yang berkaitan dengan orang dewasa. Tidak hanya itu, saya selaku pemateri juga memberikan contoh nyata bagaimana sebenarnya penerapan kurikulum merdeka yang berbasis teknologi bisa diterapkan oleh para peserta di kelas pembelajarannya.
Berpetualang dengan Google Form : Askar Persamaan Kuadrat. Praktik baik pembelajaran ini yang ditampilkan dalam kesempatan tersebut. Pemilihan contoh tersebut berdasarkan kondisi awal peserta yang memang sudah memahami penggunaan google form dalam pelaksanaan ujiannya. Praktik baik pembelajaran ini memanfaatkan teknologi Google Form sebagai media dalam melaksanakan diferensiasi proses maupun konten.
Dalam pemaparannya disampaikan, bahwa kegiatan berpetualang yang dilakukan oleh murid-murid dengan memanfaatkan QR Code yang sudah dipasang terlebih dahulu di halaman sekolah, dengan memanfaatkan ponsel, mereka memulai petualangan dengan mencari petunjuk yang terdapat link google form. Dimana didalamnya terdapat 3 bagian yakni identitas, sumber belajar yang disediakan dalam bentuk modul (visual), video (Audio visual) sementara murid kinestetik menjadi pemimpin dalam tim petualangannya. pada bagian akhir terdapat soal yang harus dikerjakan dimana setiap jawaban yang dipilih murid akan mengarahkan mereka pada lokasi yang berbeda.
Mendengarkan cerita tersebut, nampak antusias peserta untuk bisa mencoba menerapkannya dalam kelas pembelajarannya. Menurut, Dian Dai Guru Bahasa Inggris, pembelajaran yang dilakukan dengan google form tadi mampu mengakomodir kebutuhan murid misalnya minat mereka yang suka bermain dalam pembelajaran.
Diakhir kegitan, peserta diajak berselancari di Portal Merdeka Mengajar untuk bisa memanfaatkan secara optimal bagaimana pemanfaatan PMM dapat mendukung upaya guru dalam memahami dan melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid.
Untuk lebih jelasnya terkait praktik baik yang dilaksanakan bisa diakses melalui video berikut :
Berbagi dan berkolabolasi merupakan puncak tertinggi dari proses belajar. Dalam kesempatan kali ini, saatnya berbagi dan berkolaborasi bersama rekan-rekan guru matematika di Kabupaten Boalemo dalam agenda Workshop Penyusunan ATP dan Modul Ajar Pembelajaran Matematika pada Kurikulum Merdeka. Agenda ini merupakan salah satu program rutin yang dilaksanakan sebagai upaya peningkatan kapasitas dan kompetensi guru dalam proses pembelajaran.
Acara yang secara resmi dibuka oleh Ibu Ismiati Gaga selaku Ketua MGMP Pythagoras Matematika Kabupaten Boalemo diikuti oleh guru-guru matematika dari 4 kecamatan yang ada di Kabupaten Boalemo yakni Kecamatan Mananggu, Botumoito, Tilamuta, Dulupi. Kegiatan yang didampingi oleh saya sebagai kabid inovasi pembelajaran, saya mulai dengan penyampaian praktik baik pembelajaran berbasis teknologi yang saya terapkan. Dalam kesempatan ini, saya membagikan praktik baik terkait pemanfaatan Quizizz sebagai media asesmen diagnostik kognitif serta aplikasi Lumi yang dapat digunakan sebagai LMS sederhana dalam proses pembelajaran.
Dalam kesempatan tersebut, disampaikan pula situasi yang dihadapi di sekolah, tantangan, aksi nyata hingga refleksi dari proses pembelajaran yang dilaksanakan. Untuk memberikan gambaran secara utuh, video terkait praktik baik tersebut saya tampilkan.
Setelah kegiatan tersebut, program penyusunan ATP dan Modul Ajar Matematika dimulai dengan sistem kolaborasi memanfaatkan akun belajar dimana rekan-rekan guru bekerja dalam satu file secara bersamaan. Hal inipun menjadi pengalaman baru bagi mereka. Hal-hal sederhana ini menjadi penting disampaikan dalam kegiatan pengembangan komptensi untuk memantik ide rekan-rekan guru yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran mereka.
Pendidikan merupakan wadah terjadinya interaksi pengajaran yang bertujuan untuk memfasilitasi peserta didik untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatannya serta menjadi manusia merdeka yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman anak. Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang menyediakan lingkungan belajar bagi anak untuk mengembangkan kodratnya serta dapat memenuhi kebutuhan belajarnya. Hal tersebut sesuai dengan fakta bahwa peserta didik memiliki keragaman dengan keunikan, kekuatan dan kebutuhannya masing-masing.
Dalam dunia pendidikan, tidak asing lagi jika pelajaran matematika menjadi pelajaran yang kurang diminati oleh peserta didik. Mindset anak yang beranggapan bahwa pelajaran matematika sulit serta proses pembelajaran yang tidak bervariatif menambah keyakinan peserta didik untuk kurang berminat terhadap pelajaran matematika. Selain itu, kurangnya perhatian guru terhadap kesiapan peserta didik menerima materi yang akan dipelajari semakin menambah kompleksitas permasalahan dalam pembelajaran matematika. Tidak hanya itu kebutuhan murid yang tidak terpenuhi selama proses pembelajaran matematika misalnya terkait gaya belajarnya mengakibatkan anak cenderung cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran.
Kondisi seperti di atas dialami juga oleh peserta didik di SMP Negeri 2 Dulupi khususnya kelas 9. Pembelajaran matematika terlihat membosankan bagi peserta didik dikarenakan metode yang digunakan oleh guru membuat pembelajaran berpusat pada guru serta tidak mengakomodasi kebutuhan belajar peserta didik, selain itu jam mata pelajaran yang berada di jam terakhir semakin mengurangi semangat peserta didik untuk mengikuti pembelajaran. Jika keadaan ini berlangsung secara terus menerus, maka tidak dapat dihindari akan terjadi learning gap atau kesenjangan belajar, dimana pencapaian yang diperoleh peserta didik tidak sesuai dengan potensi pencapaian yang seharusnya bisa ditunjukkan oleh peserta didik.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dibutuhkan strategi dan cara yang tepat dalam melaksanakan pembelajaran yakni dengan pembelajaran secara berdiferensiasi. Adapun solusi yang direncanakan adalah dengan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi pada materi persamaan kuadrat dengan teknik bermain petualangan (Berpetualang menjadi Askar Persamaan Kuadrat sebagai bentuk Pembelajaran Berdiferensiasi). Kegiatan tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa materi persamaan kuadrat dapat dikerjakan dengan berbagai cara yang dapat disesuaikan dengan kesiapan peserta didik dalam menerima materi tersebut. Materi prasyarat yang harus dimiliki oleh peserta didik diantaranya pemahaman mengenai operasi aljabar dan melakukan operasi hitung dasar, sehingga diferensiasi konten dapat dilakukan dengan menyesuaikan kesiapan masing-masing peserta didik. Misalnya peserta didik yang sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai operasi aljabar serta operasi hitung dasar dapat diarahkan untuk melakukan penyelesaian persamaan kuadrat dengan cara memfaktorkan, sementara jika hanya kemampuan operasi hitung dasar peserta didik yang baik maka pilihan penyelesaian dengan rumus ABC menjadi pilihan.
Selanjutnya, pemilihan teknik bermain petualangan secara nyata dengan berbantuan aplikasi Google Form merupakan upaya pemenuhan kodrat anak yakni bermain sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Dengan penggunaan model permainan dalam proses pembelajaran diharapkan peserta didik menjadi lebih tertarik sehingga mampu meningkatkan minat belajarnya. Dalam permainan petualangan tersebut, peserta didik diminta untuk mencari petunjuk yang disebar oleh guru di lingkungan sekolah. Dengan melakukan scanning barcode yang terhubung pada Google Form, peserta didik akan menjawab pertanyaan terkait materi pembelajaran dimana masing-masing pilihan jawaban yang dipilih oleh peserta didik akan mengarahkan mereka pada petunjuk lain yang harus dilakukan oleh peserta didik. Dalam tahapan ini akan terjadi proses diferensiasi proses dalam pembelajaran, dimana peserta didik yang memahami materi dan menjawab pertanyaan dengan benar akan diarahkan pada petunjuk dengan materi dan soal pada tingkatan yang berbeda. Sebaliknya, peserta didik yang belum memahami materi dan menjawab salah pertanyaan yang diberikan maka diarahkan pada lokasi lain dimana terdapat petunjuk dan pertanyaan dengan level yang sama seperti sebelumnya.
Dalam kegiatan ini, guru berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran dengan menyiapkan bahan dan media yang dibutuhkan. Selain itu, guru akan memberikan scaffolding kepada peserta didik yang mengalami kesulitan setelah mereka melaksanakan kesepakatan kelas Three Ask (Tiga kali bertanya kepada rekan, baru bertanya kepada guru). Hal ini dilakukan agar tumbuh kedekatan emosional antar peserta didik serta menumbuhkan karakter kolaborasi dalam diri mereka.
Selain tantangan yang diuraikan di atas, merubah proses pembelajaran memberikan tantangan tersendiri dalam pelaksanaannya karena kegiatan yang dilakukan melibatkan peserta didik dan rekan kerja sebagai observer. Diantara tantangan tersebut adalah : 1) Ketersedian paket data bagi peserta didik untuk mengakses barcode yang diberikan; 2) Kemampuan peserta didik dalam mengakses internet; 3) Persiapan penyediaan media yang digunakan; serta 4) Dukungan dari rekan kerja dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi dengan berbasis petualangan askar persamaan kuadrat dimulai dengan melaksanakan kegiatan rutin dengan tujuan untuk membangun suasana pembelajaran yang kondusif untuk memulai kegiatan pembelajaran berikutnya. Kegiatan rutin yang dilakukan dalam tahapan ini yakni berdoa, menanyakan kabar dan perasaan peserta didik, serta mengajak peserta didik bercerita mengenai pengetahuannya tentang topik yang diajukan oleh guru terkait pembelajaran yang akan dilakukan.
Pembelajaran ini dilaksanakan secara berkelompok, dimana anggota kelompok diatur sesuai dengan gaya belajar anak yang didapatkan dari hasil analisis yang dilakukan oleh guru BK. Hal ini dilakukan mengikuti rencana pembelajaran yang dilakukan yakni berdiferensiasi konten, dimana guru menyediakan media berbentuk modul pdf bagi peserta didik yang memiliki gaya belajar visual serta video pembelajaran digunakan untuk peserta didik yang memiliki gaya belajar audio, sementara peserta didik kinestetik terakomodir dengan kegiatan fisik yang dilakukan dalam berkeliling halaman sekolah untuk mencari petunjuk soal. Pembentukan kelompok ini juga sebagai upaya mengatasi tantangan terbatasnya paket data yang dimiliki oleh peserta didik.
Kegiatan petualangan dimulai setelah guru menyampaikan garis besar proses pembelajaran yang akan dilalui siswa dengan memberikan simulasi bagaimana melakukan scanning barcode hingga tata cara menjawabnya serta kesepakatan waktu yang disediakan dalam berpetualang. Tahapan ini sebagai upaya guru untuk mencari solusi atas tantangan kemampuan peserta didik dalam memanfaatkan peralatan TIK. Berikutnya, peserta didik diberikan petunjuk pertama dalam memulai petualangan. Petunjuk pertama yang diberikan kepada peserta didik disesuaikan dengan kesiapan anak (kemampuan prasyarat) dalam mengikuti proses pembelajaran.
Dalam proses petualangan tersebut, peserta didik diminta untuk mencari barcode yang telah disebar guru di lingkungan sekolah sesuai dengan petunjuk awal yang diberikan. Pada setiap barcode terdapat 3 bagian, yakni : 1) Form identitas; 2) Materi sesuai gaya belajar yang dipilih siswa; serta 3) Pertanyaan. Pada bagian materi berisikan media yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik terhadap gaya belajarnya sebagai bentuk diferensiasi konten. Sementara pada bagian pertanyaan, siswa diminta menjawab satu soal untuk mengecek pemahaman siswa tentang sub materi yang dipelajari. Setiap jawaban peserta didik yang dipilih akan memberikan petunjuk yang berbeda sesuai dengan diferensiasi proses yang diharapkan seperti uraian sebelumnya. Kegiatan ini terus berulang hingga peserta didik menemukan ujung dari petualangannya. Hal yang dilakukan guru dalam tahap ini yakni memperhatikan pergerakan yang dilakukan oleh peserta didik serta menjadi fasilitator dalam proses diskusi yang dilakukan oleh peserta didik.
Untuk mengetahui alur pergerakan yang dilalui peserta didik, guru menyediakan lembar kerja yang harus diisi peserta didik yang terdiri dari lokasi yang dilalui serta proses penyelesaian soal yang didapat. Selain itu lembar kerja tersebut dapat dijadikan sebagai alat penilaian formatif untuk mengetahui tingkat pemahaman masing-masing kelompok sebagai bahan refleksi di akhir pelajaran. Kegiatan pembelajaran seperti ini membutuhkan persiapan yang matang sehingga strategi yang dilakukan dalam mengatasi banyaknya persiapan yang harus dilakukan oleh guru mengenai media pembelajaran yang digunakan adalah dengan berkolaborasi bersama rekan guru terkait media apa yang cocok serta lokasi yang strategis yang dapat digunakan.
Kegiatan petualangan berakhir jika peserta didik menemukan ujung petualangannya atau waktu yang disediakan telah habis sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. Peserta didik diminta menceritakan pengalamannya dalam berpetualang, mulai dari lokasi yang ia lalui, permasalahan yang ditemui, hingga lokasi akhir dimana mereka berada. Dalam kegiatan ini, guru menggali pemahaman yang diperoleh peserta didik sembari menganalisis jawaban peserta didik apakah masih terdapat miskonsepsi terhadap konsep dasar materi yang dipelajari. Selanjutnya guru mengajak peserta didik untuk membuat kesimpulan atas pembelajaran yang telah dilalui.
Langkah terakhir dalam pembelajaran ini, guru mengajak peserta didik untuk melakukan refleksi pembelajaran dengan menjawab pertanyaan yang telah disediakan. Hal ini sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi karena dapat memberikan informasi tentang sejauh mana peserta didik mengalami kemajuan serta kebutuhan belajar dan strategi pembelajaran seperti apa yang diharapkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang akan dilaluinya.
Selain melibatkan peserta didik, pembelajaran ini melibatkan rekan guru sebagai observer untuk bisa memberikan masukan dan kritik dari sudut pandang yang lain. Selain itu pelibatan rekan guru disini juga sebagai upaya membudayakan pembelajaran berdiferensiasi dengan memberikan contoh langsung. Hal ini dilakukan dengan harapan pembelajaran pada mata pelajaran yang lain bisa mengakomodir kebutuhan peserta didik dalam proses pembelajarannya.
Berdasarkan refleksi yang disampaikan oleh peserta didik di akhir pelajaran, mereka menyampaikan ketertarikannya pada proses pembelajaran yang diikuti. Kegiatan outdoor memberikan mereka kebebasan serta kesenangan karena kegiatan pembelajaran lebih terasa sebagai wahana bermain. Tantangan yang dirasakan dalam setiap level yang diberikan oleh guru juga memberikan motivasi peserta didik untuk berusaha menyelesaikannya. Peserta didik menganggap kegiatan ini terasa menantang karena petunjuk baru akan didapat ketika mereka mampu menyelesaikan soal yang diberikan sehingga jiwa kompetitif juga muncul ketika melihat kelompok yang lain sudah lolos terlebih dahulu dari satu tingkatan.
Dari sudut pandang observer, didapat informasi bahwa dalam kegiatan petualangan terlihat komunikasi antar peserta didik dalam satu kelompok bahkan beberapa siswa yang cenderung pasif di kelas terlihat aktif mengupayakan keberhasilan kelompoknya sesuai dengan kemampuanya. Tutor sebaya pun secara tidak sadar terbentuk dalam kegiatan tersebut, dimana peserta didik yang memiliki kemampuan lebih baik bersedia membantu temannya. Selain itu fokus siswa dalam mengikuti pembelajaran juga terjaga, hal ini dibuktikan dengan ketidakpedulian mereka pada gangguan yang ada disekitar mereka. Akhirnya, dengan melihat pembelajaran yang dilakukan, rekan guru yang lain pun memberikan respon seperti menanyakan kegiatan apa yang dilakukan peserta didik di luar kelas, media yang digunakan hingga terjadi diskusi mengenai penerapan pembelajaran berdiferensiasi untuk mata pelajaran yang mereka ampu.
Keberhasilan dari pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi dengan pendekatan pembelajaran berbasis permainan ini tidak lain dikarenakan media dan langkah pembelajaran yang digunakan mampu memenuhi kebutuhan peserta didik baik dari segi kesiapan belajar dengan adanya tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang telah mereka miliki sebelumnya. Segi minat belajar, dimana tugas yang diberikan memancing rasa ingin tahu dan hasrat peserta didik untuk terlibat dalam proses pembelajaran serta profil pelajar yang terpenuhi dengan tersedianya media pembelajaran yang beragam sesuai dengan gaya belajar peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran ini memberikan pelajaran tersendiri bagi guru diantaranya pembelajaran akan menjadi bermakna bagi peserta didik jika mereka dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran serta keaktifan peserta didik secara otomatis akan muncul jika kebutuhan dasarnya terpenuhi sehingga hal ini meminimalisir munculnya perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kebajikan. Selain itu kolaborasi dengan rekan guru dibutuhkan untuk menjaga semangat membudayakan pembelajaran berdiferensiasi di sekolah. Dan akhirnya pembelajaran yang berpihak pada anak yakni pembelajaran berdiferensiasi merupakan solusi upaya mewujudkan tujuan pendidikan yakni menuntun segala kodrat anak untuk agar mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tinggi baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.
Berikut Video praktik baik pembelajaran berbasis teknologi dengan memanfaatkan Google Form sebagai media petualangan murid dalam mempelajari materi dan mengecek kemampuannya :
Selasa, 17 Oktober 2023
Rangkaian kegiatan webinar komunitas sahabat pembaTIK Gorontalo tahun 2023 dimulai. Kegiatan yang berlangsung selama 5 (lima) hari ini akan diisi oleh para peserta PembaTIK level 4 Provinsi Gorontalo dengan membagikan praktik baik mereka terkait penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran yang mereka laksanakan. Kegiatan yang dipandu oleh para Duta Teknologi Provinsi Gorontalo didampingi oleh perwakilan BLPT Kemendikbudristek yakni Bapak Arief Darmawan beserta Bapak Eldio M Sjoprin dalam setiap serinya.
Seri 1 : Diferensiasi dalam Pembelajaran berbasis Teknologi. Tema besar yang diambil oleh 3 narasumber yakni Mokhamad Syaifudin (Guru Matematika SMP Negeri 2 Dulupi); Hasna Abdan (Guru Biologi SMA Negeri 1 Suwawa) dan Simon Dai (Guru Produktif SMKN 1 Bulango Timur). Kegiatan yang dipandu oleh Bapak Mamat Liputo beserta Bapak Arief Darmawan ini berlangsung dengan penuh kehangatan dan dilaksanakan secara panel.
Kesempatan pertama dan pembuka dari rangkaian kegiatan ini, diawali oleh pemaparan praktik baik oleh Bapak Mokhamad Syaifudin dengan judul : Quizizz, Wayang Orang, Lisdom Bermain dalam Diferensiasi. Dalam penyampaiannya beliau menyampaikan alur kegiatan pembelajaran yang dilakukan, mulai dari tahap persiapan dimana beliau memanfaatkan portal Merdeka Mengajar sebagai referensi dalam mencari ide prakti baik, video inspirasi bahkan perangkat ajar dan pemahaman tekait merdeka belajar pada fitur-fitur yang terdapat didalamnya.
Dilanjutkan dengan observasi asesmen diagnostik non kognitif serta asesmen kognitif dalam proses pembelajaran dengan menggunakan papan emoji serta Quizizz sebagai teknologi yang digunakan untuk mengetahui kesiapan siswa terhadap materi prasyarat yang dibutuhkan oleh murid dalam mengikuti proses pembelajaran. Hasil dari asesmen ini digunakan sebagai dasar pengelompokan murid berdasarkan tingkat pemahamannya yag dibagi secara merata.
Dalam tahapan inti pembelajaran, giliran aplikasi Lumi yang dimanfaatkan sebagai media LMS untuk menyisipkan video interaktif, materi dalam bentuk modul sebagai tambahan referensi murid dalam memahami materi yang dipelajari. selain itu, media wayang orang juga disediakan murid kinestetik. Pemaparan yang dilaksanakan secara interaktif dengan mengajak interaksi peserta melalui emoji serta kolom chat berakhir setelah disampaikan dampak dan hasil refleksi terkait praktik baik yang telah dilaksanakan tersebut.
Berikutnya, pemaparan dari 2 narasumber lainnya yang juga masih berkaitan dengan pembelajaran diferensiasi berbasis teknologi. Ibu Hasna Abdan menyampaikan praktik baiknya terkait materi metabolisme yang memanfaatkan google form dan media handout. Sementara bapak Simon Dai berfokus pada pemanfaatan Gsite dalam proses pembelajaran dan portofolio digital.
Diakhir kegiatan disampaikan diskusi terkait pertanyaan yang disampaikan oleh peserta untuk menggali praktik baik yang telah dilaksanakan oleh pemateri.
"Tingkat tertinggi dari belajar adalah berbagi dan berkolaborasi".Kalimat penutup yang ditekankan oleh Bapak Arief Darmawan sebelum menutup kegiatan kali ini.
Dalam kegiatan tersebut kurang lebih 36 peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut. Berikut rekaman dari pelaksaaan webinar tersebut : Rekaman Webinar Seri 1
Bermain menjadi kodrat anak yang mau tidak mau harus bisa ditindak dengan tepat oleh guru dalam proses pembelajaran. Tidak jarang, pembelajaran di kelas terasa membosankan bagi murid ketika strategi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka, bahkan tidak memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki.
Kurikulum merdeka menuntut pembelajaran yang berpihak pada murid sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara, bahwa pendidikan bertujuan untuk memfasilitasi murid agar mampu meraih kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya. Hal ini masih banyak disalah artikan oleh guru. Banyak yang berpikiran bahwa, ketika mendengar kata MERDEKA artinya bebas. Padahal dalam kurikulum merdeka artinya memampukan murid untuk bisa belajar secara mandiri dan mengembangkan potensi mereka yang difasilitasi oleh guru sebagai pemeran pendukungnya.
Sesuai dengan kondisi tersebut, SMP Negeri 7 Satu Atap Dulupi melalui MGMP Sekolahnya mengadakan kegiatan workshop terkait implementasi kurikulum merdeka itu sendiri. "Tolong, diberikan pemahaman segamblang-gamblangnya teman-teman guru ini terkait bagaimana seharusnya pembelajaran yang dilaksanakan dalam kurikulum merdeka" pesan yang disampaikan oleh Bapak Ramlan Ayuba selaku Kepala Sekolah.
Sesuai dengan pesan tersebut, saya selaku fasilitator dalam kegiatan tersebut memulai kegiatan dengan memperkenalkan terlebih dahulu Portal Merdeka Mengajar (PMM). Hal ini sejalan bahwa guru harus mampu mengembangkan kompetensi mereka secara mandiri dan disesuaikan dengan kebutuhan mereka. PMM menjadi portal yang disediakan oleh pemerintah guna mendukung terlaksananya kurikulum merdeka.
Pada bagian inti, saya menampilkan praktik baik terkait pembelajaran yang telah saya lakukan yakni pembelajaran berbasis teknologi dengan menggunakan Google Form sebagai media pembelajaran murid untuk bermain petualangan dalam mencari petunjuk terkait materi yang dipelajari. Dan hal ini juga menjadi bagian dari asesmen formatif yang dilakukan oleh guru.
Suasana menjadi menarik ketika, peserta diajak untuk melakukan simulasi dari praktik baik yang dilaksanakan agar mereka mendapatkan gambaran secara utuh pembelajaran yang telah saya laksanakan. Berdasarkan pengalaman tersebut, guru berpendapat bahwa pembelajaran semacam ini menjadi pengalaman baru bagi mereka selama melaksanakan pembelajaran di kelasnya, begitu juga pada murid mereka jika hal ini mereka diterapkan.